• Web
  • This Blog
  • Minggu, 30 Januari 2011

    DAUN SUKUN SELAMATKAN GINJAL

    Kalau saja saran Ny. Kusnadi, familinya tidak diikuti, barang kali Dadang
    Subrata, wakil direktur PT Bank Pasar Nusantara itu sudah harus menjalani Cuci
    darah rutin. Atau bahkan mungkin dia sudah harus kehilangan ginjalnya.
    Rebusan daun sukun yang rutin diminum membuat ia bebas beraktivitas.
    Sebelum minum ramuan tradisional, rasa sakit pada pinggang selalu
    mengganggu aktivitasnya. Badan cepat lelah, lesu, dan wajah tampak pucat
    lusuh. Apalagi jika ingin buang air kecil, "Benar-benar tersiksa. Bisa berjam-jam
    hanya untuk setetes air seni," paparnya. Saran Ny.Kusnadi untuk minum air
    rebusan daun sukun itu datang di saat kritis. Waktu itu hasil pemeriksaan intensif
    di RS Gatot Soebroto awal 1999 memperlihatkan, ginjal kiri pria berusia 70 tahun
    itu tak berfungsi. Dadang mengetahui penyakitnya setelah kronis. "Sebelumnya
    saya tidak ada keluhan dengan ginjal," papar pria kelahiran Tasikmalaya itu.
    Sesekali dia pernah merasakan sakit pinggang. "Namun, saya pikir karena capai
    kerja saja." Apalagi dia tak merasakan sakit saat buang urine.

    Toh, Dadang tetap ragu sebab bobot badan turun, dari 80kg menjadi 60kg.
    Semula ia dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita. Namun, jantungnya dinyatakan
    sehat. Akhirya dia datang ke RSPAD Gatot Soebroto untuk pemeriksaan ginjal
    hingga diketahui mengalami gagal ginjal sebelah kiri. Akibat prostat. Memang
    Dadang mungkin tak harus cuci darah. Sebab menurut dr. H. J.Pudji Rahardjo,
    Kepala Sub Bagian Ginjal RS Cipto Mangunkusumo, pasien gagal ginjal tak
    harus cuci darah bila hanya satu ginjal tak berfungsi.

    Fungsinya masih bisa dilakukan oleh ginjal sehat. Namun, "Ginjal yang sehat
    harus bekerja ekstra untuk menanggung pula fungsi ginjal lain yang rusak,"
    jelasnya. Lama-kelamaan kinerjanya juga bakal turun sehingga tak mampu
    menjalankan fungsinya dengan baik. Ginjal berfungsi mengeluarkan racun atau
    zat-zat berlebihan di darah.la juga menjaga tekanan darah dan memproduksi
    hormon untuk membuat sel darah. Karena itu bila fungsi ginjal terganggu,
    penderita bisa mengalami kekurangan darah (anemia), tekanan darah tak
    normal, atau kadar racun dalam darah naik. Oleh karena itu penderita harus
    menjalani tambah darah, cuci darah atau berpantang makanan penyebab
    kencing manis atau darah tinggi. Tak berfungsinya ginjal menurut Pudji Rahardjo
    ini bisa karena beberapa sebab: endapan batu ginjal, pembesaran prostat,
    kencing manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Dalam kasus Dadang,
    gagal ginjal disebabkan pembesaran prostat. "Kebanyakan pria di atas 60tahun
    mengalami masalah prostat," papar Pudji Rahardjo. Penurunan fungsi ginjal
    karena faktor usia pun akan lebih cepat berlangsung karena pembesaran prostat
    menyumbat saluran kemih. Seperti kebanyakan penderita, Dadang baru
    mengeluh setelah fungsi ginjal sudah berkurang 25%-30%.

    Empat bulan sembuh.
    Apa pun penyebab penyakitnya, Dadang boleh bersyukur. Ny. Kusnadi
    menyarankan ramuan obat tradisional. "Ramuannya sederhana saja. Cukup
    merebus tiga lembar daun sukun kering, lalu minum airnya," lanjut Dadang
    menirukan saran Ny. Kusnadi. Namun, tak gampang menemukan daun itu di
    kota besar seperti Jakarta. Lagi pula daun yang diperlukan tak cukup satu-dua
    lembar saja karena harus diminum setiap hari. Perburuan dilanjutkan sampai ke
    Tangerang. Daun itu lalu digodok dan diminum setiap haus."Pokoknya, sejak
    saat itu rebusan daun sukun menjadi minuman sehari-hari layaknya air putih
    saja." Mula-mula reaksinya belum terasa. Sebulan kemudian Dadang
    merasakan ada perubahan pada kondisi fisiknya. "Badan mulai terasa lebih fit,
    lebih segar, dan air seni terasa makin lancar." Yang membuatnya makin yakin,
    keluhan sakit pinggang berkurang. Kesembuhan total dinikmati 4 bulan
    kemudian. Dr. Pudji Rahardjo yang menangani menyatakan sehat. Meskipun
    tidak melalui pemeriksaan laboratorium dan peralatan scanning, tetapi dia yakin
    ginjalnya kini tak bermasalah. "Konsultasi dengan dr. Pudji masih dilakukan 1-2
    bulan sekali,sekedar kontrol," jelas Dadang.

    Daun tua
    Dadang memilih daun yang masih menempel di dahan. "Harus sudah tua,"
    lanjut kakek 3 cucu itu. Ciri-cirinya, daun berwarna hijau tua. Kadar kandungan
    kimia berkhasiat pada duan tua lebih maksimal. Daun terpilih kemudian dicuci
    bersih dan dirajang. Hasil rajangan 3 helai dijemur hingga kering lalu digodok
    dalam 2 liter air sampai tinggal separuh. Setelah itu ditambah lagi seliter air dan
    direbus sampai mendidih. Kemudian, ramuan diangkat dan disaring. "Air
    rebusan yang sudah jadi warnanya merah seperti air teh dan pahit," lanjut
    Dadang, "Dosisnya dianjurkan memang seperti itu." Air rebusan hari itu harus
    dihabiskan hari itu juga. Tidak bisa disisakan untuk esok hari. Dadang
    menghindarkan pemakaian panci alumunium untuk wadah godokan. Ia memakai
    panci stainless steel atau email.Dikhawatirkan alumunium akan termakan
    kandungan kimia daun sukun. "Paling baik sih sebenarnya pakai periuk tanah."
    Dadang punya kiat untuk memudahkan pembuatan ramuan yang hanya butuh 3
    helai setiap hari. Begitu pasokan datang, daun langsung dirajang dan dipisahpisahkan
    setiap 3 helai lalu dijemur dalam kelompok-kelompok tersendiri.
    Setelah kering, setiap tumpukan rajangan daun dibungkus kantung plastik dan
    disimpan. Setiap hari, satu bungkus dibuka untuk direbus. Sekarung daun sukun
    baru habis setelah 1-2 bulan.

    0 komentar:

    Posting Komentar